Sabtu, 05 Januari 2013

saat sunyi menyapa

sunyi..
yah mengapa harus ada sunyi jika sudah tercipta keramaian? bisakah sekali saja tidak ada lawan atau antonim dari sebuah makna, kata ataupun peristiwa? bisakah ada kebahagiaan saja dan tidak perlu didampingi oleh kesedihan? bisakah hanya ada kebersamaan tanpa ada disusul oleh perpisahan? mengapa segala sesuatu harus mempunyai pasangan atau antonimnya?

mungkin ini yang diinginkan setiap insan ciptaan tuhan yang maha esa. kita selalu menginginkan hal yang membuat kita bahagia, bahkan kita sangat menginginkan senyuman, canda, tawa dalam kehidupan. kita selalu  berusaha untuk menghilangkan air mata dan kegalauan dalam hidup kita. namun tetap saja, selagi tuhan menciptakan segal sesuatunya berpasangan, maka kita masih akan terus merasakan yang namanya kesedihan, perpisahan, kesunyian dan peristiwa yang tidask menyenangkan lainnya. kita berusaha, namun semua itu datang dengan sendirinya tanpa kita sadari. itulah takdir yang telah digariskan oleh yang maha kuasa untuk insan yang ia cipatakan.

kesunyiaan..
oooh, cukuplah hanya ada kesedihan dan perpisahan dan semacamnya. aku tak ingin ada kesunyian didalam hidupku. hal inilah yang sangat aku hindari. aku tak mau disapa dengan kesunyian, apalagi menjadi teman dari kesunyian itu. mengapa hal ini tidka bisa dihindari? apakah ada penawar untuk menghindari kesunyian ini?
aku rasa penawar itu sulit untuk ditemukan. namun pada dasarnya penawar dari kesunyian itu telah diberikan pada setiap insan namun masih terahasiakan. dan pasti suatu saat mereka akan menemukannya sendiri pada insan lain yang mereka temui.

tapi ketahuilah, sebelum aku menemukan penawar dari kesunyian itu, rasanya aku seperti terpenjara oleh kegalauan dan ketidak yakinan. mereka membuatku untuk tidak mau mencoba mencari jalan untuk menemukan penawar itu. sunyi telah menggerogoti sebagian hati dan pikiranku. mereka membuatku lumpuh untuk merasakan adanya cinta dan kasih sayang yang akan membantuku untuk mencari penawar kesunyian. kesunyian kini telah memakan usiaku yang hampir tumbuh menjadi seorang insan yang menuju kedewasaan. ia juga memancing cemooh dari mulut mulut harimau yang suka mengaum tanpa memikirkan perasaan insan yang tak tau apa apa ini.

cukp cukup dan cukup lah menjadi bagian dari separuh usiaku. aku tak mau usiaku termakan dengan kesunyian yang tak tau diri ini. katanya semua telah dipasangkan dan mempuanyai pasangan, namun mana pasangan dari kesunyian? belum ada tanda yang bisa kudapatkan. masih kesunyian yang selama ini aku rasakan.

mungkin ini bagian dari takdir. ya wajarlah aku sering merasa tidak nyaman dengan kesunyian ini. aku cuman insan biasa yang masih mencari jati dirinya. doa dan harapan lah yang sering aku  tuturkan kepada tuhan yang maha esa, agar aku bisa menemukan penawar dari kesunyian yang tepat untuk selamanya menemani diriku bahkan menjadi sahabat atau bagian dari separuh diriku.

4 komentar:

Riki Ananda Nasution mengatakan...

Kadang kita butuh kesunyian untuk merenung dan berfikir sejenak dek..:)
kadang kita butuh sendiri dan sunyi..

postingan dan backsound musicnya galau kali ya dek :)

Nanda Piti mengatakan...

haha sunyi itu gaenak la bg pokoknya.
hahah itu gasengaja loh bang lagunya kekgini. postingannya galau semua yah bg?

Riki Ananda Nasution mengatakan...

hahaha..
tergantung sih dek..:)

iya dek, banyak kali galaunya. Abang jadi ikut-ikutan galau..hehehe

Nanda Piti mengatakan...

yahaha sebenernya enggak galau, cuman lagi nyalurin yang biasanya dirasain orang banyak aja bang heheh