Jumat, 28 Desember 2012

kisah seorang gadis 5

dimalam yang sunyi dengan iringan suara jangkrik dan desahan angin malam, sang gadis tiba-tiba hendak melangkahkan kakinya kedepan pintu dari tempat peristirahatan mereka itu. sembari ia menekukkan lutut dan menundukkan kepala sejenak. ia pun mencoba menarik nafasnya dalam dalam dan menahannya selama 15 detik. ia berharap dengan lepasnya nafas yang tertahan itu, akan lepas pula penat dan kegelisahan yang tertahan didalam batinnya.
ia tak tau apa yang kini sedang ia rasakan. mengapa ia harus menyiksa batin dengan hati dan pikirannya yang ternyata masih saja tidak sejalan itu. dan ditambah lagi, ia harus terpenjara rasa rindu kepada orang yang membuatnya terlahir didunia. "aku rindu ibu dan ayah tuhan." ucapnya dalam hati dan tanpa ia sadari pipinya mulai basah dengan air mata yang baru saja jatuh. rasa rindu yang memenjarainya kini ikut menyiksa batin sang gadis itu. bagaimana tidak, selama ia menempuh perjalanannya ia sama sekali tidak pernah mengenal sosok ibu dan ayah, apalagi merasakan kasih sayang dari ibu dan ayah.
kali ini rasa itu benar-benar semakin menyiksa batin sang gadis. air mata pun tak dapat terbendung oleh pikiran positif yang ia coba ciptakan. "kapan penyiksaan batin ini berakhir?" ucapnya lagi dalam hati dengan sangat kecewa. air matanya kini semakin deras bagaikan air terjun yang jatuh dengan tekanan dan volume yang sangat tinggi. yang ia butuhkan adalah sebuah bahu yang dapat dijadikan sandaran untuk kepalanya yang mulai tak sanggup untuk tegak. "merpati arjuna." ucapnya spontan dan seraya memandang kesegala penjuru untuk mencari pria itu. pada detik kesepeuluh, ia sadar ternyata merpati arjuna sedang pergi untuk mengumpulkan jejak dan jawaban yang dapat mereka gunakan untuk masuk kejalan cahaya itu. ia kembali bersedih. pikirannya kembali menariknya kedalam kegelisahan dan keprasangka negatif. ia hanyut dalam kesedihannya yang memakan pikiran dan batinnya itu. ia tak menyadari bahwa tak ada gunanya ia memikirkan hati dan pikiran yang tidaksejalan itu. ia terus dan terus menangis tanpa menyayangi air matanya yang akan habis terkuras oleh kesedihannya itu.
" mengapa kau menangis dewi harum?" sahut sang pria yang tiba-tiba saja datang dari sudut kanannya
sang gadis mengangkat kepalanya dan menatap wajah pria dengan tatapan yang sendu dan tak ada gairah
" apa yang sedang kau pikirkan? terbukalah padaku." ucap pria itu kembali seraya duduk disamping sang gadis
" hati dan pikiranku kembali menarikku dalam kegalauan." jawab sang gadis dengan suaranya yang terisak
" kau masih belum percaya dengan yang disekitarmu? kau masih meragukannya?"
" aku tak tau apa yang menyebabkan mereka seperti ini. aku tidak ragu, tapi mereka yang ragu."
" percayakan pada apa yang telah kau lihat dan rasakan. percayakan pada satu yang menurutmu terbaik. percayakan pada kata hatimu, bukan pikiranmu. percayalah kau pasti bisa dewi harum"
sang gadis merasa lega dengan ucapan yang dituturkan oleh pria itu. ia mulai memperlihatkan senyum indah setelah sang pria memberikan kata-kata yang mendinginkan hatinya.
"terimakasih merpati arjuna. kau telah menenangkan hati dan pikiranku."
" tenanglah, aku tidak akan bosan menenangin dirimu."

sang gadis mulai merasa lega dan tenang. ia menyandarkan kepalanya dibahu sang pria yang telah memberikan kenyamanan pada dirinya. sang gadis berharap, bahwa sang pria lah yang akan selalu menemaninya disaat ia susah ataupun senang.

Tidak ada komentar: